Posted by : adiartanti setyono putri
Sabtu, 14 Desember 2013
Hari senin yang
diguyur hujan, Rani berlari semampunya menuju gerbang sekolah. Rani tahu bahwa
dirinya akan dihukum karena terlambat masuk sekolah, beruntung hari senin pekan
ini tidak dilaksanakan upacara bendera. Di sekolah Rani upacara bendera
diadakan hari senin disetiap dua pekan sekali. Setelah sampai dipintu gerbang
sekolah, Rani bertemu dengan guru piket yang bertugas menjaga gerbang sekolah.
Rani: “maaf pak
saya terlambat” nafas Rani terengah-engah hasil dari berlari menuju gerbang
Pak Asep:
“kenapa terlambat?”
Rani : “angkutan umum lewat tak seperti biasanya pak
kalau hujan” Rani memasang muka memelas berharap mendapat belas kasihan
Pak Asep: “rumah
kamu dimana memangnya?”
Rani: “cipaku
pak”
Pak Asep: “wah memang itu jauh sekali, dulu bapak
pernah kesana hampir seperti ke gunung, jalannya berkelok-kelok……” Pak Asep
bernarasi sambil seekalimelihat ke atas seakan menghayati apa yang ia
ceritakan.
Rani: “iya Pak, iya.. ohhh begitu” Rani berpura-pura
ikut dalam cerita Pak Asep yang dirasa sangat membosankan
Tak lama Rani masuk ke kelas,
untung saja belum ada guru yang masuk. Rani bergegas duduk di kursi samping Dewi
Dewi: “dihukum
apa? kok cepet?” Tanya Dewi heran dan menyadari sahabatnya kesiangan
Rani: “heheheheh” Rani mengawali jawabannya dengan
tertawa yang tertahan, kemudian melanjutkan jawabannya
Rani: “Aku hanya bilang rumahku di Cipaku, kemudian
pak Asep bercerita panjang lebar, dan mengizinkanku masuk kelas, dia hanya
memberiku surat peringatan”
Dewi: “hahahaha
beruntung kamu hari ini, mungkin kasian sama kamu”
Rani: “iyah
mungkin, lagian ga ada saksi, hanya ada pak Asep, yang kesiangan cuma aku aja”
Dewi: “usahakan
jangan kesiangan terus”
Rani: “semoga saja” Rani nampak lesu membalas
permintaan Dewi. Dewi hanya menepuk-nepuk bahu Rani, mengerti apa yang membuat
Rani risau.
Semenjak adik laki-laki Rani masuk SMA, ia berangkat bersama-sama dengan
adiknya dengan mengendarai motor dan dilanjutkan dengan naik kendaraan umum
karena jarak sekolah Rani lebih jauh dari adiknya. Adik Rani tidak diterima di
sekolah Rani maka dari itu sekolah mereka berbeda, yang membuat Rani risau
adalah adik Rani yang selalu terlambat bangun dan membuat Rani terlambat
kesekolah karena harus diteruskan dengan menaiki kendaraan umum. Di rumah, Rani
tidak bisa berbuat banyak, kalau mengadu tak akan ada gunanya, hanya akan
menimbulkan pentengkaran dan Rani yang disalahkan.
Istirahat pertama sedang
berlangsung, Rani dan Dewi berada dikelas sambil menyantap bekal sekolah. Tak
lama Dewi terlihat memandang keluar jendela.
Rani: “ Ada apa
Wi?” Rani berusaha mencari-cari apa yang membuat Dewi menatap keluar jendela
Dewi:
“Perhatikan orang itu dan itu” Dewi menunjuk beberapa kelompok orang, d salah
satu sudut di kantin sekolah terdapat empat orang wanita dan lima orang
laki-laki, dan dari kelas sebrang kantin terlihat dua orang wanita sedang
berbisik-bisik sambil melihat ke arah anak-anak tadi
Rani “kenapa
dengan mereka Wi?” Rani mengeluarkan kepalanya sambil membuka jendela kelas
Dewi: “ssstttt
hey jangan begitu” Dewi menarik Rani duduk di kursi dan menutup kembali jendela
Rani: “kata kamu
perhatikan orang itu?” Tanya Rani heran
Dewi: “iya, tapi
jangan keliatan mencolok gitu dong”…. kelompok anak yang dikantin itu kakak
kelas kita, ibaratnya mereka itu satu geng. Lumayan disegani sama anak-anak
sekolah, selain nampang, mereka juga katanya kaya-kaya”
Rani: “otaknya
gimana?”
Dewi: “tidak
terlalu mencolok ksih, mungkin kalau orang pintar ga akan merasa berkuasa kaya
gitu”
Rani: “oohh tapi kalau aku perhatikan, dari empat
wanita itu yang lumayan cantik hanya satu itu, dan laki-lakinya satu, dua,
tiga, empat, lima, semuanya lumayan sih” Rani menunjuk-nunjuk ke arah kantin
dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ketauan.
Dewi: “itu namanya Ajeng, kalau yang laki-laki Robi,
Adam, Ihsan, Ahdi, Rendi”
Rani: “oohh, liat itu, wajah wanita itu putih wajahnya
beda dengan tangannya, mungkin pakai bedak yang tebal atau pemutih, sekilas
tampak bersih namun kalau diperhatikan aneh juga”
Dewi: “iya juga yah”
……kemudian hening, namun mereka berdua masih
memandangi orang-orang itu…. tak lama mereka tertawa..
Rani: “emangnya kita lebih cantik dari mereka ngomong
gitu? hahahah”
Dewi: “iya bener, ibarat komentator alumni ratu
kecantikan aja”
Rani :”aisshh yang jelas cantik alami dan cantik hati
itu yang utama”
Dewi: “oke oke, mari cantik alami, besok-besok kita
maskeran pake saripohaci, hahahah”
Rani :”hahaha ayolah kalau begitu…” “eh, tunggu, trus
hubungannya dengan anak itu apa?” Rani menunjuk ke arah dua anak perempuan di
kelas lain.
Dewi: “nah mereka itu Yanti sama Tika, katanya mereka
suka ke laki-laki yang disana, Yanti suka ke Rendi dan Tika suka ke Robi.
Mereka tau kalau dua laki-laki itu lagi jomblo trus mereka suka cari-cari
perhatian gitu ke Rendi sama Robi”
Rani: “ohh ya bagus, mudah-mudahan aja beneran jadian”
Dewi: “Ahhh kamu, perhatikan makanya, Yanti sama Tika
itu orang biasa, sedangkan laki-laki itu? geng popular disekolah, itu ga
mungkin banget”
Rani : “nah, justru itu Yanti ama Tika berarti ingin
berjuang mendapatkan hati kedua laki-laki itu dan kalau laki-laki itu suka juga
berarti mereka laki-laki baik hati, suka sama wanita biasa”
Dewi: “Aduh Ran, kamu itu terlalu polos ya? nanti liat
deh pas pulang sekolah”
Rani:
“……”
2 Responses so far.