Handphone merah berbunyi, mama
menelepon pagi ini.. otomatis ku jawab teleponnya,
Mama : “lagi apa?”
Aku : “abis bikin sarapan ma”
Mama memulai ceritanya, memulai
keluh kesahnya yang tertahan tak sempat tersampaikan kepadaku kemarin. Setelah
menjengukku kemarin, ketika berpamitan aku melihat airmata dari sudut matanya,
namun mama hanya bilang “nanti mama cerita lewat telepon” dan baru pagi ini ia
sempat meneleponku.
Dalam ceritanya terdengar suara
lelah, lelah karena menangis malam kemarin, aku hanya bilang “sabar ma”, “iya,
gak apa-apa ma” “gausah difikirin ma”.
Diantara anak-anak mama dan
bapak, mungkin terlihat aku yang selalu terlihat tegar dan menguatkan. Tapi
mama tak pernah tau ada air mata yang mengalir ketika terdengar ucapan “sabar
ma”, dan terlihat cuek dan tenang, namun dalam setiap sujud dan doa pasti akan ada
air mata yang mengalir, tanpa mama tau, dan tanpa tau kapan air mata berhenti
mengalir walau masalah telah usai.
0 komentar:
Posting Komentar