Bismillahirohmannirohim….
Setaun lebih kaku dengan tulisan,
banyak kata yg ingin diungkapkan tanpa suara sebetulnya, namun ku enggan
mencari – cari ingatan yang dibuang, enggan menulis dengan emosi yang tertahan,
pasti, rasanya seolah ada udara yg tercekik dileher… ah lama – lama tetap saja
aku perlu begini.
Usia 28 tahun, merasakan betul
yang namanya hidup di dunia tak ada apa – apanya, yang sedari kecil punya mimpi
dunia, ingin ini itu, begini begitu… Alloh Maha Baik. Sedikit sedikit, bertahap
Dia bimbing, Dia arahkan, jadikan aku seperti yang Dia minta, bukan yang aku
inginkan.
Setaun lebih berlalu sejak kehilangan suami, hampir dua tahun
kehilanagn anak. Ya.. ga akan terbayang di sebelum menginjak usia usia ini,
seolah… bad dream come true,
Tapi…. Alloh Maha Baik, setelah
sebelumnya aku dibiasakan dengan hari-hari yang mencekam menemani anak kecil
kami di RS selama sebulan, sampai akhirnya saya siap melepaskan, hingga saat
dia dikebumikan…. tak ada lagi air mata, cukup bagi Alloh menilai aku sudah
kuat, bersiap menghadapi suami yang juga harus diambil Nya, dengan mendadak,
dengan intuisi santai, yang tak mungkin aku berpikir ditinggal secepat itu…
Aku tak khawatir dengan anak
kami, dia pasti dijamin masuk surga, seperti doa yang selalu kupanjatkan, ku
titipkan dia pada Nabi Ibrahim alaihisalam.. Bapak para nabi-nabi, bapak
terbaik, sampai dia kan menjemput kami di pintu surga, namun kini aku harus
lebih keras lagi berdoa, aku khawatir amalan ku selama ibadah dengan suami
belum cukup, belum cukup baik bagiku atau bagi dia untuk pantas di surga Nya
kelak. Khawatir kelak kami akan berdebat di hadapan Nya siapa yg membawa dan
menyeret satu sama lain karena timbangan amalan kami kurang??
Ahhhh lagi-lagi Alloh
Maha Baik, sebelumnya aku dan suami memiliki visi misi rumah tangga yang
berorientasi dengan dunia, sekarang Alloh seakan mengajariku cara pandang lain,
bertemu di dunia, bisakah kami bersama-sama di surga kelak, dunia tak ada apa-apanya,
apa yang kau ingin di dunia? sementara akhirat lebih baik, ya… Alloh Maha Baik,
belum pernah aku merasa sejatuh cinta ini dengan Nya.
Kemana saja aku tahun – tahun sebelumnya,
Alloh Maha Baik, rezeki hidayah dari Nya sangat sangat melimpah, walau kadang
aku masih saja futur, sekali asyik dengan dunia ,terbawa arus sana sini hingga
lemah iman, malas dan lalai,tapi Alloh masih saja baik, Dia mudahkan menenangkan
hati ini.
Seorang teman bertanya mengapa
aku tampak baik-baik saja? aku pun bingung menjawab kala itu, karena aku
manusia biasa, ya sedih..ya galau, tapi kini aku faham, aku tak mudah berkeluh
kesah dengan manusia. Karena Alloh tidak menginginkan itu. Alloh mau aku hanya
mengiba di hadapanNya. Tapi tetap saja, jangan puji aku seolah wanita kuat,
wanita hebat dll… (mudah-mudahan Alloh subhahuwata’ala tidak menjadikanku
berdosa dengan pujian itu), teringat…aku tetap menangis kala itu, ketika
mengingat kami sering mendengar ceramah ust.Evi Effendi di hadapannya aku bercerita, aku pernah melarang suami datang ke kajian beliau karena saat itu hujan, namun suamiku merajuk…akhirnya
ku ijinkan, kata demi kata…. aku bercerita kepada beliau dengan payah… entah
seperti apa wajahku kala itu, ya…. aku ini manusia biasa, hanya saja Alloh Yang
Maha Baik.
0 komentar:
Posting Komentar